Sebuah harapan kecil yang diawali dengan belas kasihan Tuhan yang besar terhadap jiwa-jiwa di sebuah Propinsi Sulawesi Selatan. Ketika harapan itu lahir dari seorang Penginjil yang juga dipercayakan oleh Jemaat Tuhan untuk menggembalakan sebuah Gereja di Kota Parepare, Pendeta Yunus Tandi. Beliau adalah seorang Gembala yang mempunyai hati seorang Penginjil. Meskipun beliau ditugaskan sebagai Gembala di Gereja Parepare City Blessing namun tugas tersebut mengobarkan semangat kerinduan hatinya untuk memenangkan jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus yang berada di daerah-daerah terpencil dan daerah pegunungan di beberapa pelosok Sulawesi Selatan. Tak hanya kobaran semangatnya namun tindakannya yang berani untuk terus menerus mengajak dan mendesak Pendeta Ali I. Darmawan sebagai Gembala Senior di Gereja Karawaci City Blessing, untuk ikut serta mewujudkan harapan kecilnya.
Pada akhirnya, dengan segala Hikmat, Pewahyuan dan Pimpinan Roh Kudus maka Pendeta Ali I. Darmawan mengambil langkah untuk membantu mewujudkan harapan kecil Penginjilan tersebut sehingga pada tahun 2005 bulan Desember mengajak beberapa orang dari Gereja Karawaci City Blessing sebagai Tim pertama yang membuka jalan dimulainya Perkabaran Injil tersebut. Daerah pertama yang dituju pada waktu itu adalah sebuah Desa kecil di atas pegunungan Mesakada Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Waktu berjalan, hasil dari perjumpaan pertama sehingga membuahkan pertemuan kedua dan kunjungan-kunjungan berikutnya dalam bentuk perjalanan misi.
Bukan hanya di satu daerah saja tapi seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun berikutnya Tim Missi dari Gereja Karawaci City Blessing yang dipimpin oleh Pendeta Ali I. Darmawan sendiri dipercayakan Tuhan untuk memperbanyak Daerah Perkabaran Injil sampai ke sebuah Propinsi baru Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Mamuju pada tahun 2006 yang meliputi wilayah kota Karosa, daerah perkebunan sawit (SP5) kemudian Desa Rippung di Kabupaten Mamasa. Hingga saat ini tahun 2020 masih ditambahkan Tuhan satu wilayah baru yaitu di Desa Duripoku, Kabupaten Mamuju (bagian utara) Propinsi Sulawesi Barat.
Hubungan yang baik sangat esensial bagi suatu proyek pembangunan /pengembangan dan berfungsi sebagai jembatan untuk membawa ide-ide dan nilai-nilai.
Kristus memulai pelayanan-Nya dengan membangun hubungan dan berakhir dengan transformasi individu dan masyarakat.
Oleh karenanya dalam membangun hubungan dengan masyarakat setempat, kita perlu memahami Budaya Lokal termasuk memahami cara pandang dan pola berpikir mereka karena budaya membantu memampukan kita untuk berkomunikasi dengan baik. Yesus lahir ke dunia untuk memasuki budaya manusia pada zamannya. Untuk itu dibutuhkan pengembangan sikap hormat / respek dan lemah lembut, seperti kita hormat kepada Kristus yang telah mengutus kita dan lemah lembut agar tidak salah dalam menggunakan otoritas dan dapat menguasai diri. Dengan demikian kita dapat menyatakan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup berinteraksi dengan masyarakat untuk sedapat mungkin membuang atau meminimalkan sikap egosentris (mencintai diri sendiri) dan sikap etnosentris (mencintai budaya sendiri lebih unggul daripada budaya lain).
Banyak jiwa dimenangkan dan memberi diri di Baptis oleh Pendeta Ali I. Darmawan
Tujuan dari pengembangan masyarakat adalah untuk membuat mereka sedini mungkin terlibat dalam proses perencanaan sekaligus menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap apa yang sudah dibangun dan dikembangkan . Pengembangan masyarakat tidaklah dimaksudkan untuk mematikan inisiatif dan kreatifitas mereka namun untuk melahirkan dan memupuk rasa tanggung jawab sebagai pemilik dan ahli waris atas apa yang sudah kita bangun bersama.
Wilayah jangkauan dan daerah-daerah Perkabaran Injil yang sudah dicapai oleh Pendeta Ali I. Darmawan & Timnya (Gereja Karawaci City Blessing) merupakan daerah yang mayoritas penduduknya menganut kepercayaan animisme, memiliki pendidikan formal sangat rendah dan sama sekali belum mengerti arti perduli dan berbagi.
Pelajaran penting yang selalu diajarkan Tim Missi Karawaci City Blessing adalah kerja sama (team work) dalam kesatuan. Seorang jemaat bersemangat memotong kayu untuk pendirian Gereja Kasih Anugerah - Mesakada. Pendeta Ali I.Darmawan (kemeja kotak-kotak lengan panjang) dan Pendeta Yunus Tandi (kemeja kotak-kotak lengan pendek) ikut berperan serta dalam mengawal pendirian Gereja Kasih Anugerah - Mesakada.
Pemasangan pipa air bersih untuk masyarakat setempat dan jemaat Mesakada sekaligus mendukung pendirian Gereja yang di kerjakan dan dibawa oleh jemaat juga masyarakat sendiri. Mereka bersama-sama bekerja keras membangun desa.
Penampungan air bersih untuk kehidupan sehari-hari sudah siap dinikmati bersama.
Tujuan dari pelayanan ini adalah mengembangkan masyarakat yang meliputi perubahan sosial, ekonomi maupun peningkatan kualitas hidup baik secara fisik, moral dan spiritual agar terjadi pemulihan hubungan antara manusia dengan penciptanya.
(18) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
(20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Matius 28 : 18-20
Setelah kehidupan Rohani dibangun dengan pengenalan akan kasih Kristus maka dilanjutkan pembangunan kehidupan social dalam bermasyarakat dan peningkatan pembangunan ekonomi secara menyeluruh melalui penyuluhan pertanian juga kesehatan dan juga peningkatan keahlian memasak untuk para orang tua dan pemberitahuan tentang pentingnya sebuah pendidikan bagi anak-anak usia sekolah.
Seiring dengan perjalanan mendidik para orangtua, anak-anak pun dilatih untuk tetap belajar dengan benar, cara hidup sehat bahkan dimulai dari cara mandi yang benar dan cara makan yang bersih higienis.
Daerah misi kami berikutnya di Desa Rippung, desa yang begitu indah pegunungannya, desa ini kami juluki dengan negeri di atas awan. Jika kita bangun pagi hari sebelum fajar menyingsing. Kita akan berdiri dihalaman dengan membelai awan.
Kesiapan Tim Mission Trip ke Sulawesi yang kali ini yang dipimpin langsung oleh Bapak Gembala, Ps. Ali Darmawan.
Dimana perjalanan dan pelayanan selama 10 hari ini akan membutuhkan energi, kekuatan ekstra bagi seluruh peserta. Doa dan dukungan kita semua akan sangat berarti bagi tercapainya tujuan Misi ini.
Rute Misi yang dimulai di Pare-pare (via Makassar) selama 2 hari; ke Mesakada (2 hari); lalu diteruskan ke Rippung (1 hari) dan terus ke Mamuju (2 hari); terakhir di 2 desa Karossa dan Tikke.